Hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa ini berkekuatan M1,7. Episenter terletak pada koordinat 6.81 LS dan 107.51 BT, atau tepatnya terletak di darat pada jarak 3 km Barat Laut Kabupaten Bandung Barat pada kedalaman 10 km.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan pada pertengahan 2025 ini memang terjadi peningkatan terkait aktivitas Sesar Lembang.

“Hasil pantauan BMKG, sejak 24 Juli 2025 Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan,” kata Rahayu, Kamis (21/8/2025).

Menurut Rahayu, peningkatan kegempaan akibat aktivitas Sesar Lembang pada Segmen Cimeta (barat) yang dirasakan warga di antaranya (1) M1,8 – 24 Juli 2025, (2) M2,1 – 28 Juli 2025, (3) M1,9 – 14 Agustus 2025, (4) M1,8 – 15 Agustus 2025, (5) M2,3 – 19 Agustus 2025, (6) 1,7 – 20 Agustus 2025.

“Imbauan masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat mitigasi tentunya. Peningkatan kolaborasi antar instansi terkait seperti BMKG, BPBD, Pemprov dan lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik.

“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar aktif, jadi kapan saja bisa rilis. Fenomena seperti ini yang terjadi adalah gempa pembuka (fore shocks),” katanya.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kondisi itu turut dipicu oleh angin monsun Australia.

Selain keberadaan angin monsun Australia, juga berkurangnya tutupan awan konvektif.

Menurut Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, wilayah Bandung Raya dan sekitarnya saat ini sudah memasuki musim kemarau .

Hal itu ditandai dengan dominasi angin monsun Australia.

“Faktor-faktor ini menyebabkan suhu siang hari terasa panas, sedangkan pada dini hari hingga pagi terasa dingin,” kata Teguh di Bandung, Jumat 15 Agustus 2025.

Ia menjelaskan, angin tersebut membawa udara dingin dan kering.

Sehingga panas matahari diterima secara maksimum pada siang hari dan dilepaskan secara maksimum pula pada malam hingga dini hari.

“Suhu dingin di pagi hari diprediksi masih akan terjadi sampai dengan akhir Agustus,” katanya.

BMKG memprakirakan terjadi hujan dengan intensitas tinggi (hujan lebat) dan potensi terjadinya banjir di sejumlah daerah di Indonesia hingga 20 Agustus 2025.

Dari informasi yang diperoleh dari BMKG, Jawa Barat masuk dalam kategori Siaga, sama hal dengan dengan beberapa wilayah di Papua dan Maluku.

BMKG juga membagi hingga tingkat kecamatan yang berpotensi mengalami banjir kategori tinggi.

Di antaranya untuk Kabupaten Bogor (Kecamatan Leuwiliang, Nanggung, Pamijahan), Kabupaten Sukabumi (Kabandungan).

Sementara di Papua, terjadi di Kabupaten Sorong Selatan (Fokour, Salkma, Sawiat).

Meskipun saat ini sekitar 57 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, tetapi potensi hujan di sebagian wilayah Indonesia itu dipengaruhi oleh kombinasi fenomena atmosfer (Madden Julian Oscilliation, perlambatan dan pertemuan angin).

Dengan demikian, BMKG mengingatkan masyarakat di daerah terdampak untuk mewaspadai potensi genangan dan banjir.

Yakni dengan mengikuti pedoman keselamatan/evakuasi dari petugas pemerintah di daerah, terutama bagi yang berada di wilayah dengan topografi rendah – daerah aliran sungai yang rawan meluap.***

Sebagai tanggapan awal, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami demi mengantisipasi dampak susulan di kawasan pesisir.

Bersamaan dengan itu, berbagai daerah di Indonesia bagian timur mulai bersiap menghadapi kemungkinan gelombang tinggi yang diprediksi bisa mencapai daratan.

Melalui hasil pemantauan terhadap marigram di sejumlah titik strategis, BMKG akhirnya memutuskan untuk menghentikan peringatan dini tersebut.

Di sisi lain, keputusan ini diambil setelah tidak ditemukan indikasi signifikan adanya perubahan muka air laut yang bisa memicu bencana lanjutan.

Meskipun situasi dinyatakan aman, masyarakat di sekitar wilayah terdampak tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan.

Sementara itu, waktu estimasi kedatangan gelombang (ETA) di beberapa titik sempat dirilis untuk memberikan informasi awal kepada publik.

Adapun 10 wilayah Indonesia yang sebelumnya dinyatakan berpotensi terdampak tsunami, tersebar mulai dari Sulawesi hingga Papua.

Dengan keputusan pencabutan ini, ketegangan masyarakat perlahan mereda meski kewaspadaan tetap menjadi hal utama dalam setiap bencana alam.

Berikut daftar lengkap wilayah yang sempat masuk radar potensi tsunami oleh BMKG:

1. Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
2. Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
3. Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
4. Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
5. Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
6. Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
7. Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
8. Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
9. Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
10. Sarmi (ETA 16:30:24 WIT)***

Sebelumnya, peringatan dini tsunami tersebut diterbitkan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi gelombang yang bisa berdampak ke sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur.

Namun setelah dilakukan pemantauan menyeluruh terhadap marigram di berbagai pesisir Indonesia, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami tidak lagi diperlukan.

Sebagai informasi, marigram merupakan alat pencatat pasang surut air laut yang menjadi acuan utama dalam mendeteksi anomali gelombang laut pascagempa.

Meskipun peringatan telah dicabut, masyarakat di daerah pesisir tetap diimbau untuk tidak lengah dan mengikuti arahan otoritas setempat.

BMKG juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat terhadap prosedur evakuasi dan jalur aman tsunami, khususnya di kawasan rawan gempa laut.

Tak hanya itu, lembaga tersebut juga terus menjalin koordinasi dengan otoritas internasional untuk memastikan data gempa dan potensi tsunami bersifat real-time dan akurat.

Kabar baiknya, hingga peringatan dihentikan, tidak terdeteksi adanya perubahan signifikan pada permukaan laut di wilayah yang sebelumnya diprediksi terdampak.

Untuk diketahui, sejumlah wilayah yang masuk dalam daftar area dengan estimasi waktu tiba gelombang (ETA) adalah sebagai berikut:

Talaud (14:52:24 WITA), Kota Gorontalo (16:39:54 WITA), Halmahera Utara (16:04:24 WIT), Manokwari (16:08:54 WIT), Raja Ampat (16:18:54 WIT), Biak Numfor (16:21:54 WIT), Supiori (16:21:54 WIT), Sorong bagian Utara (16:24:54 WIT), Jayapura (16:30:24 WIT), dan Sarmi (16:30:24 WIT).

Semuanya kini telah dinyatakan aman dari ancaman peringatan dini tsunami.***

• Wilayah Indonesia dalam Status Waspada Tsunami
  BMKG mengidentifikasi 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak tsunami akibat gempa di Kamchatka. Wilayah-wilayah ini terletak di kawasan timur Indonesia, yang secara geografis lebih dekat dengan episentrum gempa di Samudra Pasifik. Berikut daftar wilayah beserta estimasi waktu kedatangan gelombang tsunami:
  • Sulawesi Utara, Kepulauan Talaud: 30 Juli 2025, 13:52:24 WIB
  • Maluku Utara, Halmahera Utara: 30 Juli 2025, 14:04:24 WIB
  • Papua Barat, Manokwari: 30 Juli 2025, 14:08:54 WIB
  • Papua Barat, Raja Ampat Bagian Utara: 30 Juli 2025, 14:18:54 WIB
  • Papua, Biak Numfor: 30 Juli 2025, 14:21:54 WIB
  • Papua, Supiori: 30 Juli 2025, 14:21:54 WIB
  • Papua Barat, Sorong Bagian Utara: 30 Juli 2025, 14:24:54 WIB
  • Papua, Jayapura: 30 Juli 2025, 14:30:24 WIB
  • Papua, Sarmi: 30 Juli 2025, 14:30:24 WIB
  • Gorontalo, Kota Gorontalo: 30 Juli 2025, 15:39:54 WIB
• Instruksi BMKG kepada Pemerintah Daerah
  BMKG, melalui Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, mengeluarkan pernyataan resmi yang mendesak pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota di wilayah berstatus waspada untuk segera bertindak. “Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang berada pada status ‘Waspada’ diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai,” tulis Daryono. Langkah ini bertujuan untuk meminimalkan risiko bagi masyarakat di wilayah pesisir yang rentan terhadap gelombang tsunami, meskipun ketinggian gelombang diperkirakan tidak melebihi 0,5 meter

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut ada di koordinat 7.74 Lintang Selatan dan 106.49BT, berada di laut dengan jarak 83;km Barat Daya Kabupaten Sukabumi, pada kedalaman 12 km.

Getaran gempa itu juga terasa hingga Tasikmalaya. Warga yang sedang beristirahat dibuat kaget, di sebuah Toko Percetakan Jalan Perempatan Gegernoong Kota Tasikmalaya.

Petugas Piket pada Pusdalops Kabupaten Tasikmalaya Dede membenarkan telah terjadi gempa bumi pada saat warga akan melaksanakan sholat dzuhur di dalam Masjid dan orang sedang istirahat duduk di dalam rumah.

“Kami belum menerima laporan akibat gempa yang terjadi siang dan relawan di daerah belum melaporkan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh gempa,” ujarnya, Minggu (20/7/2025).

Menurut dia, getaran dari guncangan gempa bumi ini dirasakan di sejumlah wilayah di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Garut, hingga Kabupaten Bandung dan Soreang.

“Iyah belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi, yang jelas kami akan tetap melakukan koordinasi dengan para relawan yang ada di daerah-daerah,” ujarnya.

Ia minta masyarakat tetap selalu waspada dan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Selain itu agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Kita pada sore kemarin merasakan guncangan gempa dan hari ini kita kembali merasakan guncangan, kita tetap harus waspada,” paparnya.***

Cuaca di berbagai daerah diperkirakan bervariasi, mulai dari cerah berawan hingga hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Berikut prakiraan cuaca untuk beberapa wilayah:

• Sumatera: Cuaca berawan akan meliputi Banda Aceh dan Tanjung Pinang. Sementara itu, Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Palembang, Pangkalpinang, dan Bandar Lampung diprediksi berawan tebal. Hujan ringan diperkirakan turun di Bengkulu.

• Jawa dan Bali-Nusa Tenggara: Surabaya cerah berawan, sementara Jakarta akan diguyur hujan ringan. Cuaca berawan terjadi di Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Denpasar. Mataram berawan tebal, sementara Kupang akan cerah berawan.

• Kalimantan: Tanjung Selor mengalami udara kabur. Pontianak diprediksi berawan, dan cuaca berawan tebal akan terjadi di Samarinda, Palangka Raya, serta Banjarmasin.

• Sulawesi: Palu juga diprediksi berkabut, sedangkan Makassar berawan. Gorontalo, Manado, dan Kendari akan berawan tebal, dan Mamuju diperkirakan diguyur hujan ringan.

• Maluku dan Papua: Cuaca berawan diperkirakan terjadi di Jayapura. Hujan ringan akan mengguyur Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayawijaya. Sementara itu, Merauke berpotensi mengalami hujan sedang.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca dan kemungkinan hujan di beberapa daerah yang dapat berdampak pada aktivitas harian.(*)

Menurut BMKG, bediding adalah fenomena khas musim kemarau yang ditandai dengan udara dingin pada subuh dan malam hari. Fenomena ini bukan disebabkan oleh aphelion—posisi Bumi yang terjauh dari Matahari—seperti yang sering disalahpahami masyarakat.

Penyebab utama bediding adalah dominasi angin timur kering yang berasal dari Australia, kondisi langit yang cerah sehingga mempercepat pelepasan panas pada malam hari, serta adanya hujan di beberapa wilayah yang membawa massa udara dingin ke permukaan.

BMKG juga memprediksi bahwa cuaca ekstrem dan anomali hujan masih akan terjadi hingga Oktober 2025, meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau. Hujan lebat disertai angin kencang dan petir berpotensi terjadi di beberapa wilayah, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Selain itu, BMKG menyarankan agar masyarakat menjaga kesehatan di tengah fluktuasi cuaca, terutama saat suhu udara menjadi panas pada siang hari.

Untuk mengantisipasi potensi bencana seperti banjir atau tanah longsor, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web bmkg.go.id, aplikasi mobile, atau media sosial resmi. Dengan kewaspadaan dan kesiapan, dampak perubahan cuaca yang cepat dapat diminimalisasi

Berdasarkan data dari laman BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), cuaca di Jawa Barat umumnya berawan.

Berikut prakiraan cuaca di berbagai daerah Jawa Barat (27 kabupaten-kota):

• Kabupaten Bogor: berawan (suhu 21–29 °C, kelembaban 63–96%)
• Kabupaten Sukabumi: hujan ringan (suhu 20–28 °C, kelembaban 69–98%)
• Kabupaten Cianjur: hujan ringan (suhu 17–26 °C, kelembaban 66–98%)
• Kabupaten Bandung: berawan (suhu 16–25 °C, kelembaban 64–98%)
• Kabupaten Garut: berawan (suhu 16–23 °C, kelembaban 68–99%)
• Kabupaten Tasikmalaya: berawan (suhu 21–26 °C, kelembaban 77–99%)
• Kabupaten Ciamis: berawan (suhu 21–27 °C, kelembaban 74–99%)
• Kabupaten Kuningan: berawan (suhu 21–28 °C, kelembaban 64–96%)
• Kabupaten Cirebon: berawan (suhu 24–30 °C, kelembaban 62–88%)
• Kabupaten Majalengka: berawan (suhu 22–29 °C, kelembaban 65–93)
• Kabupaten Sumedang: berawan (suhu 19–27 °C, kelembaban 65–97%)
• Kabupaten Indramayu: berawan (suhu 23–30 °C, kelembaban 60–95%)
• Kabupaten Subang: berawan (suhu 23–30 °C, kelembaban 66–95%)
• Kabupaten Purwakarta: berawan (suhu 22–29 °C, kelembaban 65–95%)
• Kabupaten Karawang: berawan (suhu 22–30 °C, kelembaban 70–97%)
• Kabupaten Bekasi: berawan (suhu 23–30 °C, kelembaban 69–96%)
• Kabupaten Bandung Barat: berawan (suhu 18–2 °C, kelembaban 61–97%)
• Kabupaten Pangandaran: berawan (suhu 22–26 °C, kelembaban 78–98%)
• Kota Bogor: berawan (suhu 21–29 °C, kelembaban 61–95%)
• Kota Sukabumi: berawan (suhu 19–27 °C, kelembaban 64–97%)
• Kota Bandung: berawan (suhu 18–26 °C, kelembaban 62–98%)
• Kota Cirebon: berawan (suhu 24–30 °C, kelembaban 62–98%)
• Kota Bekasi: berawan (suhu 22–30 °C, kelembaban 66–98%)
• Kota Depok: berawan (suhu 22–30 °C, kelembaban 646–98%)
• Kota Cimahi: berawan (suhu 18–26 °C, kelembaban 63–96%)
• Kota Tasikmalaya: berawan (suhu 21–27 °C, kelembaban 72–99%)
• Kota Banjar: berawan (suhu 22–28 °C, kelembaban 72–96%)

Demikian info terbaru prakiraan cuaca Jawa Barat pada hari ini Selasa 8 Juli 2025, semoga bermanfaat.***