Kali ini sebanyak 4 ekor kambing menjadi korban hewan buas itu, yang ditemukan mati terkulai di dalam kandang, Senin 28 Juli 2025.

Empat ekor kambing yang dimangsa macan tutul tersebut, milik Sukanda dan Adi di Blok Cigaluma Desa Tundagan.

Menurut Andi Gumilang (63) warga desa setempat, kejadian ini sudah terjadi 4 kali dalam waktu berbeda. Di antaranya terjadi pada bulan April, Juni tanggal 10 dan 15 Juli 2025.

Hingga saat ini jumlah total kambing 22 ekor yang diserang macan tutul. Kejadian ini sudah dilaporkan ke aparat desa setempat. Dari jumlah tersebut di antaranya milik Supdiana dan Krisnayadi, warga Desa Tundagan.

Serangan Macan tutul itu, menurut Andi, dilakukan tengah malam atau dini hari. Macan merusak kandang kambing, lalu menerkamnya hingga kambing itu mati.

Kepala BKSDA Resort Wilayah Kuningan Selamet saat dikonfirmasi membenarkan dengan kejadian tersebut tepatnya di Desa Tundagan, bahwa terdapat empat ekor kambing yang menjadi korban, di antaranya milik Sukanda dan Adi warga Blok Cigaluma.

Kejadian ini sudah terjadi beberapa kali di wilayah Kabupaten Kuningan dan pihak BKSDA berupaya respon cepat dengan datang ke lokasi kejadian untuk melihat dan memberikan sosialisasi terkait kandang ternak yang baik agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Dari tiga ekor kambing yang diterkam anjing liar itu, dua ekor di antaranya dalam kondisi sudah mati dan satu ekor lagi meski leher, kaki dan tubuhnya tercabik-cabik ditemukan masih hidup, meski akhirnya mati.

Berbeda dengan kejadian di Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Kuningan, baru-baru ini dimana 3 ekor kambing milik warga dimangsa Macan Tutul yang “turun gunung” dari kawasan hutan wilayah kecamatan Hantara.

Diketahui, teror anjing liar itu tidak hanya menyerang kambing bahkan sebelumnya kawanan anjing liar tersebut pernah menyerang warga di Kecamatan Japara dan Kecamatan Hantara.

Agus warga desa setempat menuturkan, teror anjing liar tersebut sangat meresahkan warga Desa Silebu. Untuk mengantisifasi serangan kawanan anjing liar, pihak pamong desa dan warga setempat mengintesifkan Siskamling atau ronda malam secara bergilir.

Teror anjing liar itu sebenarnya sudah terjadi beberapa hari lalu. Tiga ekor Kawanan anjing itu beraksi malam hari di saat suasana sepi dan warga sudah tertidur pulas.

Sementara itu, warga setempat mengaku trauma adanya serangan anjing liar yang menerkam kambing di kandang hingga mati. Dalam upaya pencegahan terhadap serangan anjing-anjing liar tersebut, warga berjaga-jaga dan melakukan Siskamling guna menghindari serangan anjing liar.

Ketiga ekor kambing tersebut menurut keterangan Abah Andi Gumilang (64), mati diduga akibat dimangsa macan tutul. “Hal ini dikuatkan dengan ditemukannya tapak kaki yang dipastikan adalah tapak kaki macan,” ungkapnya saat dikonfirmasi Senin 14 Juli 2025.

Ketiga ekor kambing itu diketahui milik Krisna (54), petani warga desa setempat. Malam itu ia terjaga dari tidurnya, namun ketika bangun dan mengontrol kandang kambing di belakang rumahnya, ia sangat kaget tiga ekor kambing miliknya mati tergolek di dalam kandang. Bahkan seekor diantaranya tubuh kambing terkoyak dan berdarah.

Sementara itu, kejadian serupa pernah terjadi empat kali di desa setempat. “Peristiwa tersebut terjadi tiga bulan yang baru lalu,” terang Abah Andi.

Macan tutul yang diduga “turun gunung” itu memangsa 2 ekor kambing milik Sutrisno warga di Blok Pasir Mindi, Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Kuningan. Peristiwa tersebut terjadi bulan April 2025 lalu.

Menurut Rusnendi Kepala Dusun Desa Tundagan, macan tutul itu memangsa kambing milik Sutrisno terjadi dua kali. Kejadian pertama saat menjelang subuh dan berikutnya terjadi saat waktu magrib.

Dalam upaya antisipasi agar tidak terulang kejadian serupa, Rusnendi menghimbau warga masyarakat khususnya pemilik ternak kambing, untuk tetap waspada dan hati-hati menjaga kemungkinan serangan macan tutul di malam hari.***

Sebanyak 850 domba dan kambing turut ambil bagian dalam perlombaan ini, dengan 700 peternak yang berpartisipasi.

“Jadi ada 700 peserta ikut ambil bagian ajang silaturahmi peternak dan pemenang ikut Piala Presiden, harga jadi mahal bisa 40-50 jutaan,” kata Asep Yuda, Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (27/6/2025).

“Domba-domba ini sengaja dihiasi dengan berbagai asesoris untuk menampilkan ketampanan. Selain dikalungi hiasan di leher, tubuh ternak juga dipotong bulunya agar terlihat bersih,” ucapnya.

Kontes ini memiliki beberapa kategori, mulai dari Raja Kasep Moel, Raja Petet Moel Satu Pasang, Raja Pedaging, Ratu Bibit, Raja Pedaging Kambing, serta Raja Daging Ekstrem.

Sebuah video yang kini viral di media sosial memperlihatkan paru-paru sapi kurban bertuliskan nama lengkap salah satu pemberi kurban, “Muhammad Musofa Bin Jalal Sayuti”. Yang lebih mengejutkan, pria tersebut ternyata berkurban kambing, bukan sapi, menambah misteri di balik peristiwa ini.

Kronologi Penemuan yang Menggemparkan

Peristiwa ini terjadi di Masjid Jami Al Ikhlas, RT 002/RW 001, Kelurahan Pondok Betung, saat proses pemotongan hewan kurban pada hari kedua Idul Adha. Dalam video berdurasi 2 menit 14 detik yang diunggah ulang oleh akun X @NeVerAl0nely pada Minggu (8/6/2025), seorang pria berpeci putih terlihat memegang sepotong paru-paru sapi sambil menunjukkan tulisan yang tertera jelas di permukaannya. Tulisan tersebut berbunyi “Muhammad Musofa Bin Jalal Sayuti”, yang ternyata adalah nama salah satu peserta kurban di masjid tersebut.

“Kami menemukan daging sapi yang dikurbankan oleh jamaah kami tertulis atas nama Muhammad Musofa Bin Jalal Sayuti. Pas dicek, ternyata beliau adalah salah satu pemberi kurban tahun ini,” ujar seorang warga dalam video tersebut. Ia menambahkan bahwa tulisan tersebut ditemukan pada bagian paru-paru sapi, membuat warga dan panitia terpana.

Kesaksian Petugas Pemotong Daging

Yusman, salah seorang petugas pemotong daging, memberikan kesaksian yang memperkuat kejadian ini. Ia mengaku pertama kali melihat tulisan tersebut saat hendak memotong paru-paru sapi. “Waktu mau memotong paru, saya melihat ada tulisan di permukaannya. Saya langsung laporkan ke panitia untuk memeriksanya,” ungkap Yusman. Ia menegaskan bahwa paru-paru tersebut langsung dipisahkan sebagai bukti agar bisa diperiksa lebih lanjut oleh warga dan panitia.

Rasanya yang gurih dan khas menjadikannya favorit dalam berbagai olahan seperti sate, gulai, dan tongseng.

Namun, konsumsi daging kambing dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.

Berikut beberapa bahaya utama dari terlalu banyak makan daging kambing.

Baca Juga: 5 POSISI SEKALIGUS! Prama Borma Group Bandung Gelar Loker Buat Lulusan SMA SMK Tanpa Pengalaman

Meningkatkan Risiko Hipertensi

Daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk olahan berlemak atau berkuah santan.

Lemak jenuh dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

Bagi penderita hipertensi atau yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, konsumsi daging kambing yang berlebihan dapat memperburuk kondisi dan memicu komplikasi seperti stroke atau serangan jantung.

Memicu Kolesterol Tinggi

Kandungan kolesterol dalam daging kambing cukup signifikan, terutama pada bagian berlemak seperti iga dan jeroan.

Jika dikonsumsi terlalu sering, kolesterol jahat (LDL) dalam darah bisa meningkat, menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri.

Hal ini dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Baca Juga: 3 POSISI SEKALIGUS! Yomart Bandung Buka Loker Gede-Gedean Buat Tamatan SMA dan SMK

Menyebabkan Gangguan Pencernaan

Daging kambing merupakan jenis daging merah yang berserat kasar, sehingga lebih sulit dicerna dibandingkan daging putih seperti ayam atau ikan.

Terlalu banyak mengonsumsi daging kambing tanpa diimbangi dengan serat dari sayuran atau buah dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, perut kembung, dan mual.

Selain itu, cara memasak yang tidak tepat, seperti digoreng dengan banyak minyak, juga bisa memperberat kerja sistem pencernaan.***

Namun, mengolah daging kambing sering kali menjadi tantangan karena teksturnya yang cenderung keras dan bau prengus yang khas. Agar daging kambing empuk, lezat, dan bebas bau, berikut adalah tips dan cara praktis yang bisa Anda terapkan di rumah untuk hidangan Idul Adha yang sempurna.

Tips Persiapan Sebelum Memasak

• Pilih Daging Segar dan Berkualitas
  Pastikan daging kambing berasal dari hewan kurban yang sehat dan dipotong sesuai syariat. Daging segar berwarna merah cerah, tidak pucat, dan memiliki lemak putih kekuningan. Hindari daging yang berbau menyengat atau berlendir.
• Jangan Cuci Daging Secara Langsung
  Mencuci daging kambing dengan air dapat meningkatkan bau prengus karena air memicu pelepasan enzim. Sebagai gantinya, lap daging dengan kain bersih atau tisu dapur untuk menghilangkan kotoran atau darah.
• Pisahkan Bagian Daging
  Bedakan bagian daging untuk olahan tertentu. Misalnya, iga dan kaki cocok untuk sup atau gulai, sementara daging has dalam ideal untuk sate atau rendang. Ini membantu memastikan tekstur yang sesuai dengan metode memasak.

Cara Menghilangkan Bau Prengus

• Rendam dengan Air Jeruk Nipis atau Cuka
  Lumuri daging dengan perasan jeruk nipis atau campuran cuka (2-3 sendok makan per 500 gram daging) dan diamkan selama 15-30 menit. Asam dari jeruk nipis atau cuka membantu menetralisir bau prengus. Bilas dengan air bersih setelahnya jika diperlukan.
• Gunakan Daun Pepaya
  Bungkus daging dengan daun pepaya yang telah diremas selama 30-60 menit. Enzim papain dalam daun pepaya tidak hanya menghilangkan bau, tetapi juga membantu melunakkan serat daging. Pastikan daunnya segar untuk hasil maksimal.

• Rebus dengan Rempah
  Rebus daging sebentar (5-10 menit) dengan jahe (2-3 cm, memarkan), daun salam (2 lembar), dan serai (1 batang). Buang air rebusan pertama untuk menghilangkan lemak berlebih dan bau prengus. Proses ini juga membuat daging lebih bersih sebelum diolah.
• Lumuri dengan Parutan Nanas
  Parut buah nanas segar dan balurkan pada daging, lalu diamkan selama 15-20 menit. Enzim bromelain dalam nanas efektif menghilangkan bau dan melembutkan daging. Jangan terlalu lama karena bisa membuat daging terlalu lunak.

Bukan hanya karena rasanya yang khas dan gurih, tetapi juga karena kandungan nutrisinya yang kaya.

Susu kambing diketahui mengandung vitamin A, B2, kalsium, magnesium, dan protein berkualitas tinggi yang sangat baik untuk tubuh.

Berikut ini tiga tips dan manfaat susu kambing yang bisa kamu rasakan jika dikonsumsi secara rutin:

Baca juga: UNIQLO Bandung Buka Loker Terbaru Posisi Staff Toko, Gini Syaratnya

Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

Salah satu keunggulan susu kambing adalah strukturnya yang lebih mudah dicerna dibandingkan susu sapi.

Lemak dalam susu kambing memiliki ukuran globula yang lebih kecil, sehingga lebih cepat dipecah oleh enzim pencernaan.

Ini sangat membantu bagi orang yang memiliki masalah lambung atau sering mengalami kembung setelah minum susu sapi.

Selain itu, susu kambing juga mengandung prebiotik alami yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.

Mendukung Kesehatan Tulang dan Gigi

Kandungan kalsium dalam susu kambing sangat tinggi dan mudah diserap tubuh.

Dengan mengonsumsi secara rutin, kamu bisa membantu menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis.

Susu kambing juga mengandung fosfor dan magnesium yang berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang serta gigi yang kuat.

Baca Juga: Ada 2 Posisi! PT Indofood CBP Gelar Loker Terbaru Buat Fresh Graduate

Menjaga Sistem Imun Tubuh

Susu kambing mengandung selenium, salah satu mineral penting yang berfungsi sebagai antioksidan alami.

Selenium membantu memperkuat sistem imun tubuh dan melawan radikal bebas.

Ini sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit, terutama di musim pancaroba atau saat daya tahan tubuh sedang turun.(*)