Disebutkan pula bahwa menurut sesepuh serta tokoh-tokoh setempat, penamaan nama gang dari simbol-simbol Pancasila tersebut bertujuan memutus “dominansi” Partrai Komunis saat itu (th 1960an sd awal th70an) . Sebelumnya gang tersebut ada berberapa yang memakai nama tokoh-tokoh PKI.
Konon setelah ditetapkannya Hari Kesaktian Pancasila, maka para sesepuh dan pemuka agama serta ABRI (TNI, Red) setempat, berhasil berembuk dan sepakat mengganti nama gang tersebut dgn nama Simbol-simbol Pancasila. Pada waktu itu muncul nama Sugeng Sumarsono pensiunan Kavaleri sebagai ketua RK (Rukun Kampung) yaitu salah satu warga yang ikut menginstruksikan perubahan nama gang tersebut.

Menanggapi kembali viralnya Cicadas sebagai daerah “Paling Pancasila”, Lurah Cicadas Tjakra Irawan mengatakan sejak dia memimpin kewilayahan Cicadas dari tahun 2022 sampai sekarang telah banyak melakukan terobosan inovasi kreatif terhadap warganya.
Pola ” Rembug Warga ” telah berhasil dicanangkan untuk merangsang kreativitas warganya. Menurutnya “Desa Hantu” yang dilaksanakan di Gang. Benteng dengan penonton “membludak” yang sempet viral juga di medsos adalah buah kreativitas warga terutama pemudanya.

“Penonton membludak kamana mana!,” katanya antusias. “Ini memberi bukti bahwa filosofi sila Pancasila bisa di wujudkan oleh masyarakat, terutama pemudanya” lanjutnya.