TERASJABAR.ID – La Galigo adalah karya sastra kuno yang ditulis dalam bahasa Bugis kuno.
Isinya menceritakan mitos penciptaan dunia, asal-usul manusia, serta kisah petualangan tokoh epik bernama Sawerigading.
Diperkirakan, naskah lengkapnya memiliki lebih dari 300.000 bait, menjadikannya sebagai karya sastra terpanjang di dunia.
Kisah La Galigo bukan sekadar dongeng, tetapi mengandung berbagai nilai penting:
– Mitologi dan sejarah awal: Menggambarkan kehidupan masyarakat Bugis sebelum abad ke-14.
– Nilai kekeluargaan dan keberanian: Mengajarkan pentingnya menjaga kehormatan dan menghargai leluhur.
– Inspirasi seni: Motif batik tradisional Bugis banyak yang terinspirasi dari cerita La Galigo.
Dari Tradisi Lisan ke Naskah Sastra
Awalnya, La Galigo merupakan tradisi lisan yang diwariskan turun-temurun. Seiring waktu, kisah ini mulai ditulis dalam bahasa Bugis kuno.
Sayangnya, karena bahasanya sangat tua, hanya sedikit orang yang dapat membacanya tanpa terjemahan.
Pada tahun 2011, UNESCO menetapkan La Galigo sebagai bagian dari Memory of the World. Ini menjadi bukti bahwa karya ini memiliki nilai penting bagi sejarah dan peradaban manusia.
Bahkan, kisahnya pernah diadaptasi menjadi pertunjukan teater musikal internasional berjudul I La Galigo, disutradarai Robert Wilson.
Karya ini membuktikan bahwa kekayaan sastra Nusantara mampu bersaing dan diakui di tingkat dunia. Jadi, sudah sepatutnya kita menjaga, mempelajari, dan memperkenalkan La Galigo ke generasi berikutnya.***