Yogi menambahkan bahwa tabur bunga menjadi simbol kesedihan atas represivitas aparat.
Selain isu represif aparat, massa pun singgung kerusakan lingkungan yang saat ini kian parah di Kabupaten Bandung.
Mereka mengatakan, proyek-proyek besar dan eksploitasi sumber daya alam telah merusak dan berdampak terampasnya ruang hidup rakyat karena
Perda penyelamatan Bandung Selatan tak kunjung tuntas hingga saat ini. Termasuk banjir rutin tahunan kerap di sejumlah titik di 6 wilayah Kabupaten Bandung.
“Kami menilai Pemkab Bandung belum serius menangani persoalan, termasuk belum memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil,” ujarnya.
“Aksi ini kami gelar tak sekadar solidaritas, namun sebagai bentuk pengingat jika proses pembangunan di Kabupaten Bandung benar-benar harus di kontrol, sekaligus dikawal,” tandasnya pula.
Sekitar 17.00, unjuk rasa berjalan damai dan tertib dengan pengawalan aparat Polresta Bandung dan Satpol PP. Massa pun membubarkan diri.
Berikut 15 untutan massa GEMA:
- Hapus outsourcing dan tolak upah murah di Kabupaten Bandung.
- Hentikan pemutusan hubungan kerja (PHK).
- Hapus pajak pesangon, pajak THR, pajak JHT, dan diskriminasi pajak.
4.Mendesak Pemda melakukan pengawasan dan implementasi sistem manajemen K3 di setiap perusahaan serta memberi sanksi bagi pelanggar. - Pastikan seluruh buruh di Kabupaten Bandung mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk pekerja rumah tangga.
- Naikkan gaji guru honorer serta wujudkan jaminan kesejahteraan dan kesehatan
- Hentikan segala bentuk penggusuran paksa dan alih fungsi lahan pertanian produktif.
- Menolak pipanisasi air Tirta Raharja di wilayah Pacet.
- Wujudkan pendidikan yang demokratis, ilmiah, dan mengabdi pada rakyat.
- Menolak serta mencabut izin pertambangan, perkebunan, dan industri ekstraktif yang merusak lingkungan serta merampas ruang hidup rakyat, termasuk galian C.
- Mendorong audit lingkungan independen dan transparan terhadap seluruh proyek investasi skala besar di Kabupaten Bandung, termasuk geothermal di Wayang Windu, Patuha, dan Kamojang
- Mengembangkan kebijakan berbasis ekologis lokal dan mendorong transisi energi terbarukan yang inklusif dan adil.
- Menjamin partisipasi masyarakat lokal, terutama perempuan, petani, dan masyarakat adat, dalam pengelolaan sumber daya alam.
- Selesaikan permasalahan sampah serta lakukan restorasi DAS Citarum di wilayah Kabupaten Bandung.
- Menolak segala bentuk represivitas aparat dan mendesak pembebasan massa aksi yang ditahan di Bandung pada 28-31 Agustus 2025.***