Pada pertengahan Maret 2025, kabar bahwa semburan lumpur Lapindo telah berhenti mulai menyebar luas di media sosial. Video dan foto yang menunjukkan titik semburan tampak mengering, tanpa lumpur baru atau asap tebal seperti biasanya, menjadi bukti yang diunggah warganet.
Salah satu postingan di X menyebut, “Akhirnya setelah 19 tahun, lumpur Lapindo berhenti juga,” disertai tautan video yang memperlihatkan kondisi terkini.
Warga lokal seperti Sastro, mantan penduduk Desa Jatirejo, bahkan mengaku memeriksa langsung ke lokasi dan melaporkan bahwa semburan memang tampak melemah, meski asap putih masih terlihat.
- Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, Jumat 2 Mei 2025: Virgo Tertarik Pada Seseorang dan Aquarius Bertemu Orang Sejalan
- Info Loker Barista! Kopi Merah Putih Bandung Gelar Lowongan Buat Lulusan SMA dan SMK
- Gowes PWI Cimahi-Papua, Hari ke-4 Tempuh 79 Km, Banjar-Majenang
- Habis Santap Makan Bergizi Gratis di Tasik, Puluhan Siswa Alami Keracunan
- SEDANG BERLANGSUNG Semifinal Europa League Leg 1: Athletic Bilbao vs Manchester United, Berikut LINK Live Streaminya Tonton Disini !
Pipa-pipa pembuangan lumpur di Desa Pajarakan dan Besuki, yang biasanya mengalirkan lumpur ke Sungai Porong, juga dilaporkan hanya mengeluarkan air jernih tanpa campuran lumpur. Hal ini memperkuat dugaan bahwa aktivitas semburan telah menurun drastis atau bahkan berhenti total.
Pakar Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. Ir. Amien Widodo, memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurutnya, berhentinya semburan lumpur bisa terjadi jika tekanan gas di bawah tanah yang mendorong lumpur telah habis atau mengecil.
“Mungkin kalau gas di bawah habis, lama-lama akan berhenti. Kalau gasnya mengecil, nggak kuat ngangkat lumpur lagi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa ini bisa menjadi pertanda positif, meskipun tidak bisa dipastikan sepenuhnya tanpa penelitian lebih lanjut mengenai kondisi geologi di bawah permukaan.