Pencarian terhadap Maman langsung dilakukan sejak Minggu, 6 Juli 2025, pukul 13.00 WIB, oleh Tim SAR gabungan yang terdiri dari Satpolairud Polres Garut, TNI AL, BPBD Kabupaten Garut, Damkar Pameungpeuk, Relawan Repalapa, dan Balawista. Pencarian dilakukan dengan metode penyisiran darat dan laut, bahkan melibatkan drone Basarnas untuk memperluas jangkauan. Namun, hingga hari kedua, korban masih belum ditemukan.
“Kondisi ombak cukup menantang, namun kami tetap melanjutkan pencarian dengan metode penyisiran dan dukungan drone untuk memperluas jangkauan area,” kata Iptu Aep Saprudin pada Minggu, 6 Juli 2025. Ia juga menghimbau masyarakat dan wisatawan untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sekitar pantai.
Pantai Sayang Heulang, yang terkenal dengan keindahan pasir putih dan gugusan karangnya, memang memiliki ombak besar yang sering menjadi ancaman bagi wisatawan. Pihak berwenang kembali mengingatkan bahwa pantai ini merupakan zona bahaya untuk berenang, dan wisatawan diminta untuk mematuhi peringatan keselamatan.
Kejadian ini menambah daftar insiden tragis di Pantai Sayang Heulang, yang sebelumnya juga telah memakan korban, seperti kasus seorang bocah berusia 11 tahun yang ditemukan meninggal pada April 2025. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi aturan keselamatan demi mencegah kejadian serupa di masa depan.