Kang DS juga menekankan pentingnya sinergi antara Dinas Sosial Kabupaten Bandung dan para pendamping sosial agar ekosistem ekonomi kerakyatan dapat terintegrasi dengan KDMP.
Dengan integrasi tersebut, produk-produk hasil KUBE seperti jahit-menjahit, kerajinan, serta olahan pangan dapat ditampung dan dipasarkan kembali kepada masyarakat.
“Saya minta para kepala desa dan camat untuk menemukan orang-orang yang berpotensi dan produktif agar menjadi mitra kita,” tegasnya.
Selain mendorong kemandirian, Kang DS juga menilai keberadaan KUBE UEP menjadi solusi efektif dalam memberantas praktik bank emok karena masyarakat dapat memperoleh keterampilan dan pendapatan secara sehat dan produktif.
“Dengan adanya suntikan modal bagi tiap KUBE, saya yakin kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bandung bisa teratasi, masyarakat menjadi lebih mandiri, dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat,” tutur Kang DS.
Setelah diluncurkan pada 1 Mei 2025, Bupati yang akrab disapa Kang DS itu menyebut jumlah penerima manfaat program UEP tersebut berjumlah sebanyak 1.224 orang, yang terdiri dari 530 orang dalam 106 kelompok KUBE dan 694 orang penerima perorangan.
Sebelumnya 1.224 orang penerima bantuan Pemkab Bandung melalui Dinas Sosial dan pihak ketiga itu diberikan pelatihan kewirausahaan maupun keterampilan. Setelah dinilai siap, mereka diberikan bantuan permodalan agar mereka dapat memulai usaha dan mandiri.
“Total anggaran yang sudah digelontorkan untuk 1.224 penerima manfaat program Usaha Ekonomi Produktif bagi KUBE dan perorangan ini mencapai sekitar 7 miliar rupiah,” ungkap Kang DS.
Kang DS menegaskan program ini merupakan langkah nyata Pemkab Bandung dalam mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi baru di berbagai wilayah, terutama di sektor-sektor yang berpotensi lokal, seperti pertanian, peternakan, perdagangan, kuliner, dan ekonomi kreatif.

















