Menurut Rana, opsih gunungan di PSC ini belum bisa dipastikan berapa hari akan selesai karena sangat menumpuk dan menggunungnya sampah.
Sementara itu, seorang petugas DLH Kabupaten Bandung mengatakan, hari pertama gerakan opsih sampah telah dikeruk dan ditarik 3 truk tronton. Satu truk tronton berisi sekitar 25 ton sampah.
“Untuk mengeruk, sekaligus membersihkan dan manarik gunungan sampah di PSC sekitar 15 ritase truk tronton. Jadi, jika 15 ritase truk tronton sampah dari PSC ditarik dikali 25 ton sampah/truk tronton, gunungan sampah di PSC volumenya diperkirakan ada 375 ton yang harus ditarik,” ungkapnya.
Rana Sutrisna mengaku prihatin melihat kondisi sampah di PSC yang persoalannya terus berulang.
“Mengapa gunungan sampah di PSC yang disorot dan disalahkan DLH. Kemana pengelola PSC, kemana kecamatan, kemana desa dan kemana RW setempat,” keluhnya.
Memang berdasarkan pantauan belum lama ini, kondisinya PSC kini kian parah. Sebab gunungan sampah diguyur hujan lebat mengakibatkan banjir karena saluran air tersumbat sampah.
Dampak lainnya, karena gunungan sampah dihuyur hujan, baunya sangat menyengat yang dipenuhi lalat.
Menumpuk dan menggunungnya sampah di PSC, siapa gerangan yang patut disalahkan? Apakah pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung yang tak rutin menariknya, atau pengelola PSC tak beres membayar retribusi sampah ke DLH atau banyak orang luar (bukan pedagang) kerap membuang sampah ke PSC.