Terlebih bila dicermati, satu-satunya nama yang disebut selain “Joko Widodo” dalam rekaman tersebut adalah saya, tepatnya di Video “UGM Menjawab” yang dipandu Saudara Andi di menit ke-31 detik ke-7. Penyebutan nama saya ini boleh dibilang bahwa saya-lah tujuan utama atau tujuan Video tersebut dibuat, yang menampilkan Rektor UGM Prof dr Ova Emilia M.Med.Ed Sp.OG(K) Ph.D., Wakil Rektor 1 bidang Pendidikan & Pengajaran Prof. Dr. Wening Udasmoro, serta Dekan Fak Kehutanan, Dr Sigit Sunarta. Namun sebagaimana banyak disebut oleh masyarakat Tayangan dua Video UGM ini Useless, karena selain Sangat terlambat kemunculannya, juga Hanya Naratif tanpa satupun menampilkan Bukti Visual dan Tidak memiliki Arti Hukum samasekali karena kualitas konten hanya omon-omon saja, sangat tidak berkelas untuk kampus senior seperti UGM.
Tidak ada satupun Bukti Visual yang ditampilkan ini justru makin menunjukkan bahwa UGM samasekali tidak memahami arti UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dimana didalamnya sudah dijelaskan secara detail mana data yang bersifat Publik dan harus dibuka ke masyarakat bila sudah dipergunakan untuk kepentingan jabatan publik (Pasal 18 ayat 2) seperti Ijazah dan Skripsi, dan mana data yang tetap bersifat Privat. Justru tayangan Youtube Wartawan Kompas.com Fabian Januarius Kuadro yang mewawancarai Dekan FKT UGM tanggal 24 Oktober 2022 dalam Link YouTube youtu.be/RX-dELto0vs dan menunjukkan Fotocopy Ijazah JkW dan Alm Hari Mulyono itulah yang benar. Terlebih pada tayangan 3.41″ Rektor sendiri terutama di menit ke-3 lebih 55-detik sangat dikesankan UGM mau lari dari tanggung jawab dengan narasi “… Hal-hal yg terjadi setelah proses pendidikan dan kelulusan tahun 1985 di UGM termasuk pemanfaatan dan perlindungan terhadap ijazah merupakan tanggung jawab yang bersangkutan sebagai seorang Alumni …”
Kesimpulannya, Dua Tayangan selama hampir empat menit dan setengah jam lebih itu benar-benar malah menjatuhkan citra UGM sedalam-dalamnya atau sehina-hinanya, seperti tidak memiliki konsultan komunikasi dalam mrmbuat pernyataan ke publik samasekali atau kalau menurut Wartawan Senior pendiri AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Lukas Suwarso dalam YouTube Abraham Samad Speak-Up di link youtu.be/Kj7Yy9l9C94 disebutnya “hanya sekelas humas kecamatan alias kampung saja”. At last but not least, ini semua bak novel Ashadi Siregar dalam judul diatas: “Sirkuit Kemelut, Kampus Biru (Takut) Menolak Ayah”, Pertanyannya Siapa sebenarnya “Ayah” yang ditakuti UGM ini? “Ayah” yang Ijazahnya Palsu atau malah Jati dirinya yang palsu?
)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen – Jogja, Minggu 24 Agustus 2025