4. Pesantren sebagai Pegiat Kesejahteraan Umat Kini pesantren juga berkiprah di bidang ekonomi dan sosial. Melalui Baitul Maal, koperasi santri, dan UMKM pesantren, lahir gerakan Santripreneur yang memperkuat kemandirian ekonomi umat. Pesantren mengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf produktif untuk pendidikan gratis, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan masyarakat. DNIKS melihat pesantren sebagai mitra strategis dalam mewujudkan visi ‘Sejahtera untuk Semua’.
5. Tantangan dan Harapan Pesantren ke Depan Modernisasi dan globalisasi menuntut pesantren beradaptasi dengan teknologi, ekonomi kreatif, dan literasi digital tanpa kehilangan jati diri keislaman. Santri masa depan harus menjadi ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama — menguasai ilmu agama dan ilmu dunia untuk membangun Indonesia Emas 2045 yang beriman, adil, dan sejahtera. Penutup Pesantren adalah akar kekuatan spiritual bangsa — pejuang agama, pengusir penjajah, penjaga negara, dan pegiat kesejahteraan umat. Melalui semangat Hari Santri Nasional, marilah kita meneguhkan kembali komitmen membangun bangsa dengan iman, ilmu, dan amal. Sebagaimana pesan KH Hasyim Asy’ari: ‘Jangan tinggalkan pesantrenmu, ilmumu, dan cintamu kepada tanah air.’ Pesantren adalah mercusuar peradaban menuju Indonesia yang sejahtera untuk semua. ***