TERASJABAR.ID – Perolehan zakat di Indonesia mencapai Rp40 triliun pada tahun 2024, yang tersebar di seluruh unit pengumpul zakat (UPZ) di Indonesia. Saat ini, zakat sudah terdistribusikan kepada 287.000 mustahik.
“Target tahun 2025 ini cukup tinggi, Rp50 Triliun, sampai Juli sudah masuk di angka setengahnya sekitar Rp25 triliun sampai Rp26 triliun,” ujar Direktur Puskas Baznas RI, Mohammaz Hasbi Zaenal.
Ia menyampaikan hal itu seusai Seminar Interaktif Tantangan Kesejahteraan di Jawa Barat dalam Perspektif Sosial Budaya dan Strategi Pemberdayaan Berbasis Kearifan Lokal, di Gedung Serba Guna (GSG) Salman ITB, Kamis (21/8/2025).
Seminar digelar Akademizi LAZNAS IZI bekerjasama dengan LAZNAS Rumah Amal Salman.
Dalam seminar itu terungkap pula bahwa target zakat pada tahun 2026 naik menjadi Rp66 triliun.
“Ini tantangan bagi lembaga dan unit pengumpul zakat untuk menjawabnya. Untuk target 2025, kita akan terus berusaha, InsyaAllah tercapai, ujarnya.
Hasbi mengaku, kondisi ekonomi saat ini dengan menurunnya daya beli masyarakat menjadi tantangan dalam pengumpulan zakat. Pihaknya belum mengetahui apakah kondisi ini akan memerngaruhi zakat.
Diakuinya, potensi zakat cukup bezar mencapai Rp327 triliun. Diharapkan, zakat ini bisa bersifat ‘diwajibkan’ sehingga bisa berkontribusi banyak pada penurunan angka kemiskinan.
“Tahun 2024 lalu, kita berkontribusi pada 287.000 mustahik. Kebetulan mustahik ini basic-nya rumah tangga. Kalau kita asumsikan rumah tangga itu 4 orang, maka 278.000 kali 4 ada sekitar 1.000.000 ribu, karena bayi-bayi pun merasakan manfaatnya,” jelasnya.