“Ternyata Nabila adalah murid yang berprestasi. Ia pernah menjuarai berbagai lomba dan membawa pulang piala serta piagam penghargaan,” tambah Jenal.
Nabila sebelumnya sempat mengalami keputusasaan karena tidak dapat mengikuti ujian. Ia bahkan mengaku kepada Jenal Mutaqin bahwa ia sempat berpikir untuk putus sekolah karena faktor ekonomi keluarga.
Sebagai bentuk kepedulian lebih lanjut, ayah Nabila yang bekerja sebagai juru parkir ditawari pekerjaan sebagai petugas kebersihan di Balai Kota Bogor, dengan gaji awal yang akan ditanggung langsung oleh Jenal Mutaqin.
“Warga Kota Bogor harus tahu bahwa pemerintah hadir. Jangan pernah merasa sendiri. Jika ada kasus serupa, kami akan bantu, apalagi jika menyangkut kesehatan dan pendidikan. Mereka adalah generasi penerus bangsa,” tutupnya.
Langkah responsif ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Bogor dalam membantu masyarakat kurang mampu, khususnya dalam hal pendidikan dan kesejahteraan. Kisah Nabila menjadi pengingat bahwa akses pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa terkecuali.***